
Mereka ini adalah salah satu band yang paling disayang sama para fansnya. Walau hiatus cukup lama, cuma nama mereka masih disebut sebut. Banyak banget yang nungguin mereka untuk kembali berkarya. Gayung bersambut sekarang manusia manusia ini balik lagi, walau bukan dengan nama lama tapi pastinya dengan semangat baru.
Ghostline adalah inkarnasi dari Sebuah Tawa Dan Cerita yang terpaksa vakum karena kehilangan beberapa personilnya. Tapi sekarang mereka udah 100% balik kok.
Mimin ngobrol seru sama Wildan (Vokal), Andy (Gitar), Rendha (Bass) dan Dimas (Drum) yang cuma jawab 1 pertanyaan karena dia lagi main reguleran haha.
Gimana rasanya balik lagi sebagai band yang utuh setelah lama vakum?
Andy :
Menurut saya pribadi bisa balik ngeband emang sangat menyenangkan. Karena bisa meramaikan skena musik metal yang ada di Indonesia sekaligus menantang, karena setelah sekian lama vakum, band-band tanah air sudah sangat maju dari segi penulisan lagu sampai produksi, ini memacu saya supaya bisa menciptakan karya yang lebih baik dari lagu-lagu kami sebelumnya.
Rendha :
Yang pasti senang gembira lega.Seperti eek di pagi hari, semua nya terlampiaskan tanpa terkecuali.
Wildan :
Kalau dari saya, akhirnya lega setelah penantian dan usaha kita untuk kembali (karena bukan hanya sekali ini kita mencoba untuk kembali) – terbayar puas. Untuk bisa memberikan karya kembali kepada pendengar yang masih mendengarkan lagu2 lama kami dan menanti sesuatu yang baru dari kami, itu menjadi sebuah kepuasan tersendiri.
Ceritain serunya kalian main di Nostalgila kemarin dong!
Andy :
Wahhh keossss, yang pertama takut omicron soalnya padatt penonton di ruangan indoor hahaha, tapi disisi lain, manggung lagi juga memaksa buat inget-inget riff 10 tahun lalu yang hampir lupa semua, tapi semua terbayarkan Ketika penonton semua masih hafal dan sing along di lagu “I, The Shelter” & The Awakening”.
Energi mereka sangat luar biasa di malam itu.
Wildan :
Wah, Nostalgila! Asik banget sih kemarin. Mulai dari preparasi sampe hari h terasa pay off. Pas berada di tengah penonton yang sudah lama saling menanti, dan melihat antusiasme mereka dalam menyanyikan setiap bait lirik, terasa sangat bahagia sekali. Kami beruntung bisa mengajak reka untuk join pada panggung itu. nostalgilanya makin komplit haha. Kami juga sangat mengapresiasi konsep acaranya karena dengan acara kemarin kami dapat bertemu dengan banyak teman dari band lain -yang kebanyakan juga bangun setelah hiatus- , kami bisa merasakan semangat mereka untuk segera berkarya kembali.
Rendha :
Mungkin karena panggungan pertama kita, main di nostalgila kemarin jelas seneng nya kebangetan. Selain seneng reunian ketemu sama temen-temen band lain nya, saya pribadi juga seneng akhirnya bisa merasakan kembali naik keatas panggung dan liat penonton dengan sebegitu antusias nya sama ghostline dan event tersebut. Ternyata mereka masih hafal sama lirik lagu kita. Padahal saya aja sudah lupa. Hahaha
Kenapa akhirnya milih ganti nama dan kapan kalian mutusin buat ngelakuin itu?
Andy :
Kalo kapannya sih udah lupa, yang pasti udah lama mungkin 3-4 tahun kebelakang, alasan ganti nama sih biar lebih simple pake 1 kata dan emang pengen pake Bahasa inggris ya kali-kali ada kesempatan manggung di luar negri biar MCnya ga repot belajar ngomong “Sebuah Tawa Dan Cerita” haha.
Wildan :
Sebenarnya saya pengen ganti nama dari dulu haha. Cuma kami saya sadar masih banyak persiapan untuk bisa melakukannya. Kalau dari saya, saya ingin ganti nama agar musik kami dapat diterima lebih luas lagi, terutama di skala internasional. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan itu dengan membawa single baru “Separation” kami kemarin, sekaligus untuk mengenalkan konsep baru yang akan kita usung di karya berikutnya.
Apakah karena kalian gak suka sama namanya? Haha
Andy :
Aneh tapi terlanjur diterima netijen hahahaha.
Rendha :
Mau ketawa takut dosa haha. Gak lah, dulu masih bangga. Cuma mungkin sadar nya baru sekarang haha.
Wildan :
Mungkin saat itu kami gak menyangka perjalanan kami dapat sejauh ini, dengan nama yang dibuat sangat asal.
Hubungan sama personil personil lama tetep aman kan?
Wildan :
Aman dong.
Rendha :
Sejauh ini alhamdulillah aman. komunikasi masih tetap walaupun sudah ga se sering dulu.
Andy :
Aman, malah gara-gara Ghostline hidup lagi akhirnya kontakan lagi sama drummer STDC paling pertama haha.
Maksudku si Lano drummer lama yang hampir 10 tahun ga kontak, bisa kontak lagi via DM ig ngasih selamat dan akirnya bisa bincang-bincang lagi.
Kalian ngapain aja pas vakum? Apakah masih merhatiin skena?
Andy :
Oh jelas, selama vakum cuman bisa nontonin band2 di Indo berkembang pesat, Divide, Undelayed, dan masih banyak band keren lainnya yang bermunculan dengan karya-karya terbaik mereka dan saat itu cuman bisa appreciate dari depan layar monitor melihat perkembangan skena saat itu.
Wildan :
Selain kami sibuk dengan prioritas hidup yang lain, kami masih melihat perkembangan skena. Masih sering sharing ke masing-masing personil juga untuk sekedar membahas dan diskusi. Terutama perkembangan skena lokal yang membuat kami gemes untuk segera ikut berkarya kembali.
Rendha :
Itu sudah jelas. Justru karena keseringan merhatiin skena, saya pribadi justru iri liat perkembangan band band yang pesat dan hasrat pengen ngeband lagi jadi sangat menggebu.

Picture by @zaco.pict
Sebagai band yang lebih senior, tanggapan kalian liat band band sekarang tuh kek gimana?
Andy :
Haha kami nggak pernah menganggap kami sebagai band senior, band yang udah bapak bapak ato band om om kayaknya lebih cocok haha, yang pasti band sekarang udah jauh lebih care sama songwriting dan produksian jadi secara gak langsung standard musik “core” di Indonesia sudah jauh lebih berkembang dibanding era 2010an.
RS :
Yang saya liat dari band-band sekarang itu bener bener sudah merata. Baik dari skill maupun materi mereka sudah sangat mateng. Itu juga salah satu tantangan kami juga untuk bikin karya yg baik. Oh ya kita bukan band senior pak, masih ada yg lebih senior. Mungkin salah satunya Obbie Messakh hahaha.
Wildan :
Haha kami tidak pernah merasa lebih senior daripada band lain. Kalau melihat band band baru sekarang saya merasa karya mereka sudah banyak lebih baik. Mungkin karena kualitas mixing bagus yang sekarang makin mudah didapatkan. Dari segi song writing dan branding juga bagus. Tapi beberapa tahun belakang ini kita masih kurang bisa dapet perkembangan skena secara maksimal ya, mungkin karena dampak langsung dari pandemi. Pandemi anjing.
Karena dulu kalian terkenal sebagai band yang punya part clean vocal ikonik, ada niatan buat nyari clean vocalist gak?
Rendha :
Menurut saya pribadi, sejauh ini saya sudah cukup puas dengan formasi yang sekarang. Tapi ga menutup kemungkinan, kita masih pengen ada clean vocal, cuma untuk porsi nya ga sebanyak yang dulu.
Andy :
Kalo itu sih pasti, pengen punya 2 gitaris supaya bisa tetep “rame” waktu live performance dan ya untuk clean vocal itu sebenernya pasti, tapi mungkin part cleannya gak sebanyak dulu, buat pemanis aja di part-part tertentu.
Ngilangin clean vocal itu emang sengaja kalian lakuin biar bedain Ghostline sama STDC apa gimana?
Wildan :
Kalo jawaban yang ini idem gapapa ya. Udah ketulis semua diatas wkwk.
Andy :
Sebenernya bukan niat ngilangin clean vocal di lagu terbaru, cuman pada saat proses penulisan materi “Separation” memang pada saat itu kita cuman ber4 dan ga ada clean vocalist makanya kita bikinnya lagu yang ga ada clean vocalnya.
Wildan :
iya jadi lebih ke karena formasinya adanya ini jadinya gini.
Rendha :
Ya bisa dibilang saat itu kita sudah ga ada clean vocal. jadi ya mau ga mau, jalan dengan personil yg ada. hahahah
Sulit gak buat nemuin formula tepat buat gantiin clean vocal itu di materi kalian?
Andy :
Di lagu ‘Separation’, lead gitar di bagian chorus itu dibuat sebagai pengganti clean vocalist , mungkin itu solusi yang bisa kami berikan untuk masih bisa memberi kesan “manis” di bagian chorus.
Wildan :
Sulit. Sampai sekarang pun kami masih berusaha meracik song writing yang lebih baik lagi, yang bisa menggantikan komponen tersebut.
Rendha :
Susah itu pasti ada. Mungkin saat itu juga lagi penyesuaian. Tapi syukur kita bisa mencari solusi dengan cara mengganti part clean vocal dengan lead guitar.
Wildan kan dulu main synth, kenapa bisa jadi vokalis?
Renda :
Mungkin karena kecelakaan. hahaha tapi saya pribadi liat potensi Oblek (Wildan) memang ada nya di vokalis. Saat pembuatan materi yang dulu, Oblek sangat banyak membantu vocalis kita yg sebelumnya dalam hal lirik maupun isian part vocal scream.
Wildan :
Dulu karena setelah kami mutusin berpisah dengan Yusuf Aditya, yang dilanjut dengan Andry Bayu yang juga akhirnya mesti berpisah posisi vokal jadi kosong. Karena saya sempat belajar ke Andrya, dan kami sulit untuk mencari kecocokan dengan orang baru, kami sepakat untuk memberikan posisi vokal ke saya saat itu.
Apa bedanya musik Ghostline sama STDC?
Rendha :
Simple nya sih kalo STDC dulu Post Hardcore, kalo Ghostline Metalcore.. hahahahaha
Andy :
Ghostline main gitarnya lebih susah dari STDC haha.
Wildan :
Mungkin kalau dari saya, ada beberapa perubahan, seperti di porsi synth yang pada single kemarin sangat jauh berkurang dibanding Thousand Skies. Dari segi lirik pun saya ingin di Ghostline lebih personal biar lebih relatable. Tapi tidak menutup kemungkinan di karya berikutnya kami mengubah porsi tersebut untuk menyesuaikan konsep dan pesan yang akan kami bawa selanjutnya.
Siapa drummer baru kalian?
Rendha :
Namanya Dimas Indra. Iya, dulu dia juga punya band Metal dan Hardcore.. Areke lek bengi session player di cafe, jadi agak slowres kl malam (kalo malem nih anak jadi session player di kafe, makanya rada slow respon).
Dimas :
Siap salim, pastinya supportfull dengan Ghostline formasi sekarang dan mudah mudahan kedepannya bisa terus eksis di kancah musik underground.
Andy :
Dulu Dimas ini pernah main di band Judas Iscariot dan Raising Down.
Wildan :
Tahun berapa ya Dim lupa aku?
Andy :
Judas Iscariot metal ala Lamb Of Gd era 2007an kalo ga salah, Raising Down hardcore (tahun) 2014 an kayanya.
Next kalian mau bikin apa?
Andy :
Next kami berencana ingin membuat karya baru lagi, rencananya EP. Mungkin akhir tahun ini atau awal tahun depan sudah bisa rilis.
Wildan :
Mudah-mudahan kami bisa bikin EP dulu ya, haha karena ditengah kesibukan di kehidupan pribadi kami masing-masing, hasrat untuk ngeband ini juga cukup tinggi namun terbentur sama kesibukan yang harus dijalani tiap hari, jadi ya semoga bikin EP ini bisa segera terealisasi.
Ceritain soal pembuatan ‘I The Shelter’ dong dan gimana bisa ngajakin si Danindra nya Divide? Lagu itu monumental buat skena post-hardcore Indonesia haha
Andy :
Dulu kalo gak salah kenalan sama Divide itu via Facebook ato Twitter di era 2011an, sampe akhirnya Divide ada kesempatan manggung di Surabaya, kita ketemuan, nongkrong dan kayaknya disitulah muncul ide buat featuring.
Rendha :
Waduh. Kalo detailnya udah lupa pak. Tapi kalo ditanya bisa ffeaturing sama Uda (Danindra), mungkin kita dulu sering ngobrol via FB sama anak-anak Divide dan kebetulan kita berada di jalur musik yg sama. Dari situ muncul ide featuring.
Wildan :
Untuk pembuatan I, The Shelter dulu, awalnya dari Rendha yang bikin pondasi awal lagu, sama seperti The Awakening, lalu dikirim ke masing-masing personil dan disitu mereka memberikan isian masing-masing. Abis itu dikumpulkan lagi ke tengah dan di poles dengan Synth. Waktu itu referensi kita sangat lebar dari Woe Is Me, The Word Alive, TDWP, dll.
Ghostline bangkit demi kecintaan mereka terhadap musik dan para fansnya. Legasi STDC tetap ada dan akan selalu bisa lo nikmati, tapi sekarang adalah masanya Ghostline.
Single baru mereka “Separation” bisa kalian nikmati dibawah ini sambil baca interviewnya!