St Loco kini semakin modern dan jadi Metalcore?

Minggu lalu, mimin dapet kesempatan buat ngobrol bareng salah satu pentolan band yang mengiringi masa tumbuh mimin yaitu St Loco. Sekarang band nu-metal ini umurnya udah 20 tahun, udah jadi band yang penuh dengan pendalaman dan suka duka. Di umurnya yang udah hampir seperempat abad, St Loco gak mau santai-santai. Mereka masih sangat mau untuk tetap konsisten merilis karya baru yang fresh dan relevan.

Mimin ngobrol sama DJ Tius, produser sekaligus DJ dari band ini. Obrolannya mencakup banyak hal, mulai dari sisi modern yang kini St Loco tampilin, sampai pesan doi terhadap band yang baru ‘mulai’.

Gimana lengkapnya? Sok baca interview di bawah ini!

Ngeband selama 20 tahun itu rasanya gimana mas?

Rasanya Nano-nano bro haha. Semua rasa udah pernah kita rasain, dari suka dan duka. Tapi kita semua merasa bangga bisa sampe di usia ke 20 tahun karena ternyata sesulit keadaan apapun kita berhasil lewatin sampai di titik sekarang ini. Kita sungguh bersukacita dan ngerasa damai sejahtera atas apa yang sudah kita jalanin sampai saat ini.

Menurut mas, keadaan musik sekarang dan jaman dulu perbedaannya cukup signifikan atau sama-sama aja?

Menurut kita musik sekarang dan dulu sangat jauh berbeda. Dulu seolah-olah punya standar kalo musik lo ada dan diputer di radio atau di tv bisa jadi patokan bahwa musik lo bisa diterima masyarakat. Sekarang semuanya udah berubah dijaman digital ini. Musik dijaman sekarang sudah terlalu directly ke penggemar setia lo atau calon penggemar baru. Ga perlu bersusah payah cari kaset atau cd seperti jaman dulu. Semua informasi dan karya-karya kita sudah sangat gampang diraih melalui gadget kita. Sekarang bikin musik juga sudah sangat mudah, semua orang bisa bikin musik dikamar mereka. Dulu bikin musik harus cari studio dan lain-lain. Musik jaman sekarang juga susah ditebak. Belum tentu bisa naik dan meledak walaupun karyanya bagus. Algoritma musik di platform digital berlari sangat cepat karena begitu banyak musisi bertalenta yang terus menerus bersemangat dan sangat kreatif untuk menghasilkan sebuah karya.

Kami sekarang mengenal skena sebagai wadah atau komunitas yang menggerakakan industri musik selain label. Pas dulu St Loco pertama muncul, kalian juga main di scene juga gak?

Justru awalnya  St Loco itu muncul di skena-skena underground seperti Bibis Cafe di menteng, di Taman Ria juga sering bikin acara skena, di Park Blok M dan masih banyak lagi. Dulu juga kita sering ikutan di kompilasi CD dari berbagai band skena di jakarta. Ini berlangsung disaat kita belum dilabel manapun. Masih nyebarin demo lagu ke label-label  yang masih gantungin St Loco. 2002 kita masih sliweran di panggung-panggung pensi yang dijaman itu sangat bergengsi banget. Berangkat dari menjadi band audisi, featuring dan akhirnya jadi guest star di sekolah-sekolah ternama di jakarta. Perjalanan awal ini yang bikin nama St Loco banyak dikenal disemua kalangan dan skena musik dijakarta dan bandung.

Di jaman awal ST Loco dulu, apakah grinding nya jauh lebih sulit ketimbang sekarang?

Menurut gue cara jaman dulu yang paling ampuh ya mouth by mouth karena omongan yang beredar dijaman dulu itu sangat cepet kayak api kesirem bensin. Mau lo keren kek, ga asik kek jaman dulu ya gitu. Trus juga jaman dulu bisa diliat dari lo nongkrong dimana, lo nongkrong sama band siapa aja, lo dateng ke acara-acara skena, duduk didepan tempat acara skena sambil amer, ngebaks dan lain-lain  itu udah dianggap “beredar as a band promotion“ pada era itu. Udah pasti kalo lo beredar dijaman itu pasti gampang banget deh bisa manggung sana sini.

Nah dijaman sekarang band sepertiSt Loco menurut gue ya cuma harus pintar beradaptasi dengan era digital dimana semua persiapan konten yang mau dinaikin di medsos, materi lagu, promosi band ke pihak-pihak yang tepat, dan pergaulan si bandnya sendiri mesti di create banget se epic mungkin dengan timeline 3 bulan kedepan mau rilis apa tuh kayak disiapin banget (kalo mau kedengeran sih menurut gue pribadi  mulai dari campaign nya, bikin konten yang intens dan bikin orang penasaran dengan segala gimmick. Walaupun ketika udah ngejalanin ini semua pun banyak yang ga berhasil. Bahkan St Loco sendiri pun pernah ga berhasil disaat udah coba bikin ini itu di era digital. Tapi pada akhirnya kita pun sadar, kita itu musisi, kerjaan utama kita itu cuma bikin karya. Urusan diluar karya itu kerjaan manager atau orang lain yg mau bantu urusin kita. Makanya sekarang kita cuma fokus bikin karya yang bagus dan yang hasilnya memuaskan hati kita sendiri dulu tanpa mikirin orang lain bakalan suka apa enggak.

St. Loco yang sekarang udah lewat masa gaulnya. Jujur kita kurang gaul skrg hahaha, makanya jarang dapet job manggung di festival gede. Orang banyak beranggapan kita udah ga ada atau vakum. Ini rada peer sih sebenernya

Wah, padahal sekarang band yang eksis di tahun 2000an kaya Vierra, The Chancuters dll malah jd naik lagi ya?

Iya betul sekali. Makanya kita coba balikin dulu energinyaSt Loco melalui lagu Nirmala ini dengan formasi yang kita yakin ini adalah yang terbaik. Gue yakin Tuhan ga tutup mata atas usaha dan kerja keras kita nyiapin album Home & album hits remix ini. Kita sangat percaya Nirmala bisa menjadi awal kebangkitan St.Loco yang dianggap sudah ga ada.

Di era St Loco sekarang, arah musikal apa yang kalian ambil?

Kalo gue pribadi sih nyebutnya New Metal Core. Karena Hiprock dan sebutan sejenisnya udah mulai bisa dibilang ga ada lagi. Ga tau deh kalo anak-anak St Loco yg lainnya beranggapan apa. Gue bisa gini mungkin karena musik di album Home dan hits remix gue yang jadi produsernya hehe.

Jaman sekarang, emang lagi banyak band muda yang ambil inspirasi ke band-band awal 2000an kalo diluar kaya Cane Hill, Alpha Wolf dll yang emang disebutnya Nu-metalcore. Jadi ST Loco juga mau masuk kesitu ya?

Enggak sih, justru kita lagi liat band-band sekarang. Kalo lo perhatiin detail musik di lagu “Nirmala” dibagian verse elemen musiknya udah sama kayak band-band metal sekarang. Mengandung unsur electronic dari segi pattern beat, sound scape, sound synth dan voicing perintalannya. Mungkin bisa gue kasih contoh kayak BMTH, Wage War, Architects etc.

Oh ya, ceritain tentang album Home dan Hits Remix ini dong. Ini tuh album apa?

Album Home ( Hymn Of Majestic Entity ) ini adalah album ke 4 setelah 10 tahun (St Loco) ga bikin album. Di album home gue dan Marcello Tahitoe (Ello) yang menjadi producer untuk create musiknya St.Loco. Pengerjaan album Home ini dikerjakan sejak tahun lalu bulan september hingga sekarang.

Sedangkan album hits remix ini berisi lagu hits single dari album 1, 2, 3 dan juga beberapa lagu diluar album seperti soundtrack film Dibalik 98 (dibalik pintu istana judul lagunya) dan single lainnya (Bebas Feat Iwak & Nakal single terakhir di 2018). 10 lagu hits remix ini kita pilih berdasarkan stream play terbanyak di Spotify. Kita coba mengemas musiknya jadi lebih fresh dan modern dari segi sound, improvisasi nada lagu, beat dan aransemen keseluruhan. Di album hits remix ini, gue yang menjadi music producernya. Lagu kaya Hiprock, Terapi Energi, Santai Saja, Nakal, Dejavu, Dibalik Pintu Istana, Freedom Fighter, Kedamaian, Fallin, Tentang Kita & Bebas yang akhirnya kita sepakati untuk diremix.

Jadi nantinya bakal ada dua album yang jadi dua entitas berbeda ya mas?

Yes bener ada 2 album. Berbeda tapi satu Energi

Di dalam dua album ini, musik ST Loco bakal berkilbat ke warna yang di ‘Nirmala’ atau bakal lebih eksploratif?

Lebih ke explore sih. Ga semua musiknya kenceng. Tetap ada yang slow dan easy listening.

Selain ‘Nirmala’, bakal ada single apa yang kalian rilis dalam waktu dekat?

Next adalah single dari Album Hits Remix. Kayaknya sih Santai Saja. Kita akan ngerilis single 1 bulan sekali. Kayak sekarang Nirmala, bulan depan dari Album Remix, bulan depannya lagi album baru.

Deg-degan gak buat ngeliat respon orang-orang soal ‘Nirmala’ yang musiknya jauh lebih modern dengan ST loco yang selama ini dikenal?

Sama sekali enggak. Kita sangat happy untuk ngerilis semua lagu yang udah kita bikin di 2 album ini.

St Loco kan pernah masuk ke major label. Buat band baru diluar sana, menurut kalian lebih baik stay DIY atau nyoba masuk ke major label?

Kalo mau repot mending stay DIY. Kalo mau ngerasain semua program diaturin layaknya sebagai artis ibukota ya masuk major label aja. Tapi kalo kita saranin kalo pede dan punya massa yang kuat mending DIY. Masuk label juga sekarang banyakan kayak DIY. Malahan labelnya nanya ke kita, “Kalian ada ide apa guys?“ haha.

Pesen terakhir (ketika) masuk label mending baca kontraknya dengan jelas dan sangat mengerti isinya apa aja, karena banyak band yang terjebak dan dirugikan oleh pihak label.

Selama ngulik dan workshop dua album ini, mas dengerin band apa aja?

ADTR, Elevation Worship, Bethel Music.

Terakhir, buat para band muda, kira-kira apa pesan ST Loco biar bandnya tetap solid dan konsisten dalam waktu yang lama?

Ngeband itu fix kayak pacaran. Jadi harus saling punya rasa pengertian yang tinggi ke setiap band member. Kekurangan dari setiap personil tidak boleh dijadikan senjata menjatuhkan satu sama lain. Justru harus disupport yang paling besar dipart kekurangannya. Kelebihan dipart skill itu hanya bonus. Yang paling penting adalah attitude over skill kalo kata Foo Fighters.

Sekian terima kasih banyak Paling berisik sudah interview gue mewakili St.Loco. Mudah-mudahan kita semua semakin maju dan semakin sehat juga tetap sehat ya. Segala doa baik gue ucapkan untuk Paling Berisik untuk masa yang akan datang. Cheers!

Langsung tonton aja single baru St Loco berjudul “Nirmala” nih!

Tinggalkan komentar