Rest In Pain: Tetap Emo Dan Resah Walau Umur Sudah Dewasa

Mayoritas band-band yang eksis di awal 2010an sekarang personilnya udah jadi bapak-bapak dan tumbuh dewasa. Problematika yang mereka hadapi bukan lagi mengatur jadwal kencan dengan ngeband yang dulu menjadi masalah pelik dalam hidup mereka, namun untuk mencari nafkah dan menghidupi diri yang sekarang sudah tidak lagi ditanggung oleh orang tua, malahan mayoritas mereka sendiri udah jadi orang tua. Rest In Pain adalah salah satunya. Band emo asal Bandung ini pernah eksis di awal 2010an. Mereka lahir dari skena yang juga diisi band macam For Revenge, Revenge The Fate, Bye Bye Bunny, dan Dead With Falera yang kini menjadi band besar.

Setelah sempat bubar, Rest In Pain memutuskan untuk kembali berkarya. Walau umur udah gak lagi muda, emosi dan segala macam problematika tetap harus mereka bagi ke dalam musik, memperdengarkannya lagi ke khalayak banyak, sambil tetap mengusung dan mencintai nama besar ’emo’.

Berikut adalah obrolan seru mimin sama mereka tentang gimana rasanya ngeband di usia yang gak lagi muda dan keseruan skena saat mereka pertama lahir.

Rest In Pain ini band lama atau baru sih?

Band yang lumayan agak lama, kita terbentuk tahun 2008 awal. Kita aktif dari 2008-2013. Menelurkan 1 album dan 2 video klip. Dan karena kesibukan dan banyak hal, kita vakum sejak tahun 2013 itu. Dan pada tahun 2023 ini ternyata hasrat untuk bermusik itu masih ada, hingga akhirnya kita mengeluarkan EP Album kita “Smile for Another Miles” berisi 6 lagu. Dan sudah bisa didengarkan di semua platform streaming music digital.

Dulu bagaimana keadaan scene bandung pas kalian pertama ngeband?

Seru, pada saat itu dalam seminggu di bandung bisa ada 3-4 gigs mulai dari gigs kecil sampai besar, dan pada saat itu, kita benar-benar disibukkan dengan kondisi manggung yang alhamdulillah nya tidak pernah berhenti. Juga, hampir semua anak muda pada saat itu ngeband, sisanya menjadi penikmat atau bergerak dalam circle industri yang masih ada kaitannya dengan musik anti mainstream (fashion, skateboard dll) Bahkan pernah ada artikel dari luar negeri yang bilang bahwa setidaknya pada saat itu dalam setiap minggunya lahir 5 band baru di Bandung.

Rest In Pain pas lagi lucu-lucunya

Jaman itu, kebanyakan musik band seperti apa?

Jaman itu rasanya hype banget band emo, screamo, post hardcore, metal dan death metal, juga beberapa band pop punk bahkan metal pada saat itu album/lagunya ber”ambience” emo. Tentu saja pada saat itu banyak yang kontra juga terhadap genre emo tersebut. Kita tidak lupa juga bahwa ditahun segitu masyarakat indonesia sedang demam band melayu.

Mengapa kalian mutusin buat balik lagi?

Setelah vakum lumayan lama dan kita terlalu disibukan pekerjaan, mengejar mimpi, karier dalam pekerjaan, menaiki tangga entah sampai mau kemana haha, dan merasa sudah settle akan kehidupan. Akhirnya ada dalam satu titik dimana kita masih mau waras dalam menjalani rutinitas ini, dititik itulah di pertengahan tahun 2022 kami memutuskan untuk berkarya lagi, mencurahkan segala yang ada di hati dan kepala kami, dan kami masuk ke studio rekaman lagi. Tidak mudah memang, menajamkan intuisi dan mendapatkan feel kembali setelah lama vakum. Hingga akhirnya semua rintangan membuat kami kuat, dan kami cukup puas dengan karya kami. pada akhirnya apabila karya kami diterima dengan baik oleh pendengar tentu saja itu adalah bonus yang amat berharga untuk kami, apabila tidak ya setidaknya kami punya “Rest In Pain” sebagai tempat untuk mencurahkan sisi lain dari kami.

Karna bagi kami, karya adalah sebuah legacy yang bisa kami dengarkan dan kenang sampai kami tua nanti, bukan tentang karya kami disenangi atau tidaknya oleh pendengar.

Kenapa sekarang kalian cuma ber-3?

Pada awalnya kami ber-5 kemudian dalam perjalanannya band ini tersisa 3 orang dan kemudian memutuskan untuk vakum. Namun sebetulnya Rest in pain ini pada awalnya adalah suatu “entitas” yang kemudian berevolusi menjadi keluarga besar dengan semua teman-teman dan keluarga yang mensupport kami sampai dengan saat ini.. sehingga kita merasa cukup untuk melanjutkan dengan 3 orang personil. tentu saja kami memikirkan tentang proses kreatif yang hanya 3 orang ini tetapi karena Rest In Pain memiliki keluarga besar yang selalu support dalam hal apapun. Sehingga tidak mengurangi proses berkesenian atau proses kreatif dalam membuat sebuah karya. mungkin alasan lainnya kenapa kita tetap ber 3 adalah terlalu malas menghadapi fakta bahwa dalam sebuah band selalu ada drama, dengan menambah personil then other dramas will come as well haha

Ada gak band kerabat kalian yang kalian pengen banget kalian ajak reuni?

Disebut reuni tidak juga ya, karena band seangkatan kami dulu di komunitas di tahun tersebut, seperti misal nya For Revenge atau Revenge The Fate masih eksis sampai sekarang dan makin besar. Kami tetaplah Rest In Pain yang dulu, kami hanya ingin berkarya dan tetap menyambung silahturahmi dengan semua band, baik baru atau lama tanpa terkecuali.

Karena udah jarang yang mengusung, apakah post-hardcore atau screamo udah mati?

Nope, kata orang masa masa itu telah lewat atau sebuah phase. Well, kita berani bilang, “this is not a phase, mom” haha. Karena sampai detik ini kami masih merasakan jiwa yang sama. Dan sampai saat ini masih selalu ada band baru yang bergenre itu atau band lama yang masih eksis atau mencoba tampil kembali.. dan ternyata faktanya banyak anak sekarang yang baru dengar band bergenre itu langsung suka. Dan masih banyak orang yang kami baru kenal, masih mendengarkan band band itu, sehingga genre tersebut tidaklah mati atau setidaknya masih banyak hidup dalam hati orang orang yang mendengarkan.

Kurang emo apa lagi?

Kalian mau apa abis ini?

Selain menyesuaikan jadwal manggung yang pas, kami akan membuat beberapa lagu baru, karena album “Smile For Another Miles” ini sebetulnya adalah stok lagu lama kita yang belum sempat kami publish. Juga ada beberapa lagu lama yang kami rubah dan record ulang. Dan music video again maybe, karena kami sebetulnya ingin mengumpulkan semua dokumentasi perjalanan hidup kita dalam sebuah karya. Selagi kita masih punya energi, semangat, dan kesempatan. kami sebetulnya ada rencana beberapa lagu dan video klip yang berkonsep agak berbeda, tapi tentu saja, benang merah nya adalah tetap Rest In Pain style, tapi ini masih project rahasia. Jadi tunggu aja ya!

Mereka baru aja merilis EP berjudul “Smile For Another Miles’ dan video klip dari lagu ‘Here There Anywhere’, semuanya bisa lo cek lewat link di bawah ya!

EP: https://open.spotify.com/album/7cWjXhPZJRmuAuICwzpcEz?si=kZRWjYwESoalF2aY1IPu8g

Music Video: https://www.youtube.com/watch?v=WQyHvBL9Y9s

Tinggalkan komentar